ARTICLE

Saturday, April 25, 2009

Suarakan Platform Energy untuk Kesejahteraan Rakyat

Sumber : Harian Kedaulatan Rakyat
Oleh : Dr. Ir. Ramli Sitanggang, MT

Suarakanlah Platform Energy untuk Kesejahteraan Rakyat
28/03/2009 09:25:55 Caleg adalah calon pemegang kekuasaan di badan legislatif yang fungsi utamanya memperjuangkan kepentingan rakyat yang diwakilinya. Kiprah caleg harus benar-benar mampu mewadahi aspirasi masyarakat, sehingga kepentingannya dapat tersalur dengan baik dan akan menghasilkan kebijakan yang berpihak kepadanya, atau dengan kata lain, caleg adalah corong pihak yang diwakili di lembaga suprastruktur politik. Masa kampanye seperti ini, tidak cukup hanya janji yang diberikan kepada masyarakat. Tetapi, jauh melebihi itu, masyarakat banyak memerlukan kesungguhan, komitmen dalam memperjuangkan program kesejahteraannya.
Pilihan strategis apa yang harus diambil oleh caleg dalam upaya mensejahterakan yang diwakilinya. Barangkali caleg memandang persoalan program pangan perlu mendapat prioritas dan perlu disegerakan penyelesaiannya serta sedapat mungkin dilakukan dalam waktu yang singkat. Tentu saja, segenap usaha mengatasi persoalan bangsa ini perlu didukung, dan diusahakan percepatannya.
Persoalan penting bagi akar rumput, adalah bagaimana mendapatkan sembako murah, terjangkau dan terus menerus seperti itu. Ini adalah sebuah realitas bahwa murahnya harga sembako sangat membantu masyarakat akar rumput. Melihat realitas ini, perlu terobosan-terobosan yang mantap dan terformulasi secara mantap pula sehingga terjadi percepatannya perwujudan idealisasi tersebut.
Sampai sejauh ini, persoalan energi sangat terkait erat dengan kesejahteraan rakyat. Sebut saja bensin sebagai energi berbasis minyak fosil, seringkali berpengaruh kuat terhadap sendi-sendi kehidupan. Pada waktu lalu, kenaikan harga bensin mengakibatkan beban yang ditanggung masyarakat menjadi lebih berat. Dan, turunnya harga bensin belum lama ini, sangat membantu dan meringankan beban. Kenyataan ini menunjukkan pentingnya penyelesaian persoalan energi nasional. Ketika rekayasa energi yang murah meriah sudah berhasil terealisasi, maka dapat memberi imbas positif bagi sektor lainnya. Yang jelas ada korelasi signifikan antara energi dan sector lain seperti sembilan bahan pokok.
Ada beberapa kualifikasi yang perlu diperhatikan terkait persoalan energi berdasarkan sumber daya penghasil energi. Pertama, energi dihasilkan oleh minyak fosil atau minyak dan gas bumi. Energi tipe ini masih saja digunakan secara intensif dalam berbagai bidang, seperti transportasi dengan bensin ataupun solar dan untuk pembangkit listrik. Kedua, batubara, panas bumi, uranium, torium. Ketiga, angin, samudera, air, sinar matahari. Berikutnya, bahan bakar fotosintesis dan biohidrogen. Berdasarkan hal ini, dapat dilihat seputar pemanfaatan dan pengelolaan energi, paling banyak menggunakan energi berbasis minyak fosil. Ini yang perlu disoroti secara intensif berkenaan dengan keberlanjutannya, karena pemenuhan bahan bakar itu didapat dari sumber yang tak terbarukan. Pada titik ini terlihat jelas bahwa sampai detik ini, energi transportasi, rumah tangga, dan industri mayoritas menggunakan energi berbasis minyak fosil ini. Konsekuensi logis penggunaan energi tersebut meningkatkan kebutuhan energi nasional, karena sektor industri, transportasi, dan rumah tangga jelas semakin bertambah banyak. Bagaimana tidak? Kenyataan di lapangan, semakin hari di jalan-jalan semakin terasa sesak kendaraan yang menggunakan bahan bakar bensin dan solar. Banyaknya bahan bakar yang diperlukan kendaran itu dapat dikalikan satu liter untuk motor setiap hari, dan untuk mobil lima liter misalnya. Ini berarti perlu lebih dari setengah juta liter bahan bakar yang dihasilkan dari sumber daya alam tak terbarukan atau minyak fosil. Bertambahnya jumlah kendaraan seperti itu, berarti meningkatkan kebutuhan akan energi berbasis minyak fosil. Sementara itu, pemenuhan kebutuhan ini harus terus-menerus dilakukan. Mengingat kondisi pemenuhan ini, maka eksplorasi minyak fosil ditingkatkan dan terus semakin ditingkatkan. Bahkan karena keterbatasan stok domestik akan minyak fosil ini, dilakukanlah importasi yang besar. Ketika harga minyak fosil dunia melonjak tajam, mau tidak mau, senang tidak senang, bangsa ini pun terkena imbasnya.
Menilik kekayaan bangsa ini terkait dengan sumber daya alam penghasil energi, tentu saja masih tersedia dengan jumlah yang berlimpah ruah. Batubara, panas bumi, uranium, angin, air, sinar matahari dapat dikonversikan menjadi hydrogen. Padahal hydrogen dapat digunakan untuk penghasil energi yang secara umum diperuntukkan bagi keperluan transportasi seperti motor, mobil, dan lain sebagainya. teknologi ini adalah teknologi masa mendatang yang dapat menggantikan penggunaan bahan bakar berbasis minyak fosil. Adapun demikian, saat ini belumlah sampai pada tahapan penggunaan teknologi ini untuk Indonesia. Di tingkat global teknologi ini masih dimonopoli negara-negara maju. Tetapi, bangsa ini tidak perlu minder, dan para peneliti teknologi ini tidak perlu berkecil hati. Mengapa? Teknologi alternatif ini, sangat strategis pembuatannya di Indonesia ketimbang negara manapun di belahan dunia ini. Persoalan selanjutnya, adalah pengambil kebijakan bangsa ini tidak mengetahuinya. Menurut saya, negara-negara maju yang mengelola teknologi energy fuel cell, akan berdatangan ke Indonesia untuk keperuan penguasaan energi masa depan ini.
Inilah yang harus terus menerus disadari bahwa teknologi ini dapat menggantikan secara total bahan bakar minyak fosil. Meski ini terjadi di masa mendatang, caleg sebagai calon pengambil kebijakan bangsa ini, harus mengetahui teknologi ini sebagai teknologi strategis untuk mensejahterakan masyarakat di masa akan datang. Mau tidak mau, senang tidak senang, harus dimulai dipikirkan infrastruktur yang memadai untuk penyediaan energi yang berkelanjutan, dan ini harus dimulai dari sekarang. Tentu saja kita tidak dapat menunggu bola, dan paradigma menunggu bola perlu diubah sehubungan dengan teknologi energi. Bukan kita yang diubah keadaan, tapi, kita yang mengubah keadaan. Pasalnya, perkembangan dan pengembangan teknologi ini sangat cepat dan terus menerus bergerak ke arah kesempurnaan atau commercial plant.
Berdasarkan ini, sangatlah diperlukan pemahaman yang lebih mendalam akan pengelolaan yang lebih bijaksana dalam pengembangan energi berteknologi moderen ini. Penyejahteraan masyarakat dari sektor energi ini, adalah pilihan yang tepat, dan karenanya bekal pengetahuan yang memadai akan teknologi energi alternatif, adalah modal penting bagi para caleg. q - k. (534-2009).
*) Dr Ramli Sitanggang (PhD Tecnology Fuel Cell) UPN “Veteran” Yogyakarta, adalah
Dosen Jurusan Teknik Kimia FTI
UPN “Veteran” Yogyakarta.

0 Comments:

blogger templates | Make Money Online