Sumber : Harian Kedaulatan Rakyat
Oleh: Dr. Ir. Ramli Sitanggang, MT ( Ph.D teknologi fuel cell )
Bayangkan saja, bagaimana jika koalisi tidak menjadi pipa penyalur dari figur kandidat ke masyarakat pemilih, dan hanya melulu memperkuat bargaining position di tingkat elite semata. Tentu saja akan memberi kesan bahwa momen politik ini hanya semata-mata untuk kalangan elite. Padahal pemilihan umum itu sendiri bertujuan untuk kesejahteraan bangsa ini.
Program yang terus menerus ditawarkan koalisi partai politik, sekali lagi haruslah match dengan keinginan masyarakat. Melihat kondisi riil di lapangan, sampai detik ini, beban ekonomi yang dipikul masyarakat akar rumput belumlah bisa dikatakan ringan. Urusan kelistrikan, BBM transportasi, dan pangan, masih menyisakan banyak persoalan pelik. Barangkali pada saat ini, ada sebagian masyarakat pemilih di suatu daerah tertentu sering mengalami pemadaman listrik. Ada lagi di daerah tertentu menginginkan alat transportasi yang biaya operasionalnya murah, dan masih banyak lagi kenyataan persoalan sosial yang harus direspons serta dirasa perlu segera diselesaikan.
Sebelum memprediksi tentang hal ini, perlu disadari terlebih dahulu bahwa sebenarnya persoalan energi ini berpengaruh secara signifikan terhadap kesejahteraan masyarakat. Mengapa? Banyak contoh yang sudah membuktikan bahwa keberadaan energi nasional yang sedang mengalami resesi, terutama sekali energi berbasis minyak fosil seperti bensin misalnya, telah membawa badai kenaikan harga BBM yang langsung berimbas pada kenaikan sembako.
Ilmu pengetahuan telah berhasil memecahkan persoalan energi dengan menciptakan pembangkit listrik dan alat transportasi berbasis hydrogen. Ini sangat efisien. Dalam bahasa sederhananya, alat transportasi seperti mobil roda empat atau sepeda motor misalnya, dapat digerakkan menggunakan bahan bakar hydrogen. Sedangkan hydrogen itu sendiri bisa dihasilkan dari air di daerah perkotaan sampai desa terpencil sekalipun. Apalah artinya air yang berlimpah ruah di negeri ini ketimbang bensin yang dibuat dari minyak fosil yang stoknya semakin lama semakin berkurang karena eksploitasi untuk pemenuhan kebutuhan energi dunia. Bahkan, eksploitasi yang terus-menerus akan minyak fosil ini, tidak jarang mengakibatkan perang hanya semata-mata perebutan penguasaan. Tetapi, dengan pengembangan teknologi hydrogen ini, tidak mungkin mengakibatkan terjadinya peperangan dan pencaplokan lahan. Yang terjadi adalah persaingan inovasi inovasi teknologi energi terapan.
Ilmu pengetahuan dan teknologi telah mencoba membuat sebuah gambaran tentang energi yang serba efisien dengan menciptakan teknologi hydrogen. Coba bayangkan saja kendaraan yang berseliweran kesana-kemari dengan berbahan bakar hydrogen, dan setiap rumah menggunakan sepeda motor roda dua dan mobil pribadi berbahan bakar hydrogen, tentu saja sangat efisien? Persoalan selanjutnya adalah merekayasa teknologi mesin pembakaran motor yang sekarang ada, menjadi teknologi mesin pembakaran menggunakan hydrogen atau penggantian mesin bakar dengan teknologi fuel cell. Adapun demikian, teknologi fuel cell ini cukup praktis digunakan untuk keperluan lainnya, seperti pembangkit listrik dari skala mikrowatt sampai megawatt yang bisa dipakai untuk keperluan rumah tangga, industri, dan lain sebagainya.
Jika, melirik negara-negara maju, sebenarnya teknologi energi alternatif ini sudah berkembang pesat, dan tentu saja perkembangannya akan sampai pada tahap komersialisasi yang dilakukan secara besar-besaran (meskipun hari ini sudah ada mobil berbasis teknologi alternatif dijual di pasaran). Artinya, teknologi ini akan segera menyebar ke seluruh penjuru dunia termasuk Indonesia sebagai pangsa pasar yang sangat potensial. Sementara itu, Indonesia dapat menjadi ikon dunia sebagai produsen hydrogen maupun teknologi fuel cell.
Tetapi, sayang beribu-ribu kali sayang, teknologi ini masih jauh dari perhatian pihak-pihak yang berkompeten. Oleh karena itu, dalam rangka memperjuangkan kepentingan kesejahteraan masyarakat banyak, diperlukan sebuah pendekatan politik. Dan bagi kandidat RI 1 dan RI 2 yang bersungguh-sungguh menyejahterakan rakyat, yang diperkuat dengan basis koalisi parpol, dapat menjadikan objek ini sebagai skenario program-program kesejahteraan kandidat yang diusung, dan merealisasikannya setelah terpilih menjadi presiden dan wakil presiden RI. q - m. (706-2009).
0 Comments:
Post a Comment