ARTICLE

Saturday, April 25, 2009

KEMANA HILANGNYA CAHAYA NEGERI KITA!

Sumber : Harian Bernas
Oleh : Dr. Ramli Sitanggang

Sabang sampai Merauke, bukanlah sekadar satu rangkaian kata yang menunjuk letak geografis, tapi juga merupakan statement untuk menyatukan pluralitas kultural. Spiritualitas seperti ini, merupakan titik pijak bangsa untuk secara kontinyu berada di aras progresifitas yang beradab, modern dan memiliki tujuan besar yang diformulasikan berdasarkan kepentingan bersama. Pretensi terhadap kemakmuran, kesejahteraan, kebahagiaan sosial, hampir boleh dipastikan dan diposisikan sebagai kehendak umum yang menjadi cita-cita bangsa besar ini. Dengan seperti itu, Indonesia berada dalam satu gerak langkah bersama dan berproses menuju ke arah cita-cita tersebut tanpa diskriminasi bagi warga negaranya. Konteks ini bergerak secara pasti mengarah atau dalam terminologi sosiologi ”evolusi” menuju kesejahteran itu. Idealisasi kesejahteraan menurut konteks itu, perlu ditumbuh-kembangkan dan secara kontinyu dilakukan pewacanaan cita-cita bangsa terhadap warga negara. Ini berarti pimpinan bangsa perlu secara intens mengumandangkan wacana dengan tema sebagaimana dimaksud dalam Pembukaan UUD. Media cetak dan elektronik seyogyanya dimanfaatkan lebih gencar menampilkan info tentang kesejahteraan dari pada info-info konflik. Tetapi, penayangan dan pewacanaan konflik dan sejenisnya, tentu tidak memberikan ruang bagi banyak orang untuk mengerti bagaimana membangun kejahteraan itu sendiri. Konsekwensinya adalah pemikiran tentang peningkatan kesejahteran terasa seperti mimpi yang jauh dari kenyataan, dan pada akhirnya, malah jauh dari meningkatkan kinerja untuk menyambut kehidupan yang lebih baik.

Spirit kolektif yang perlu ditempatkan sebagai basis pencapaian kesejahteraan itu, adalah patriotisme modern yang mengintegrasikan segenap unsur bangsa dengan penghargaan terhadap pluralitas kultural dalam satu bingkai yang besar. Berdasarkan spirit ini, tentu saja bangsa akan secara otomatis bergerak, berbuat, bertindak ke arah yang sama menuju idealisasi kesejahteran. Konsep spiritual patriotisme lama, tentu saja belum cukup mengatasi persoalan fenomena modern seperti saat ini, apalagi berkenaan dengan kehidupan bernegara yang sangat kompleks dengan pecahan masalah yang banyak itu.

Patriotisme kali ini (patriotisme modern) perlu dibedakan dengan patriotisme lama, yang mana patriotisme lama mengidealisasikan semangat perjuangan lama yang ditaruh sebagai manifestasi politik untuk meggerakkan segenap unsur bangsa dalam pengusiran terhadap penjajahan agar segera masuk ke pintu gerbang kemerdekaan, tetapi, patriotisme modern bersifat pengisian kemerdekaan secara kolektif menuju Indonesia sejahtera dan makmur. Berdasarkan spirit tersebut, setiap aspek kehidupan yang ada ruang kosong kemakmuran, hendaknya diisi sedemikian rupa untuk lebih merealisir semua konsep tentang kesejahteraan. Upaya mewujudkan cita-cita besar ini, perlu dilakukan langkah-langkah praktis yang bisa ditempuh Pemerintah sekarang maupun yang akan datang.

Spiritualitas kenegara-bangsan ini merupakan modal dasar mengayunkan langkah progresif. Langkah-langkah progresifitas ini merupakan bentuk keseriusan bangsa besar ini dalam rangka meningkatkan kesejahteraan rakyat. Langkah progresif ini mencakup penguatan bargaining position terhadap segenap kekuatan asing, di mana spirit patriotisme modern harus benar benar menjadi landasan dalam berpikir dan bertindak sehingga sertiap pihak asing yang melulu memberi tekanan-tekanan dari tidak bermanfaat bagi bangsa ini dapat ditangkis.

UPN”Veteran” dalam ulang tahun ke 50 atau ulang tahun emas, telah melakukan berbagai kegiatan yang berdasarkan pada semangat patriotisme untuk secara terus menerus menerus mengembangkan ilmu pengetahuan untuk kemaslahatan rakyat banyak. Seperti kegiatan seminar dengan kata kunci strategi ketahanan, energi, pangan, ekonomi dan lain lainnya dalam rangka menyongsong Indonesia makmur, sebenarnya merupakan kiprah untuk mewujudkan cita-cita bangsa lewat ilmu pengetahuan. Setiap hasil dari kajian ilmiah yang telah dilakukan dipandang perlu untuk disebarkan kepada seluruh lapisan masyarakat, sehingga dapat diterapkan dilapangan.

Tentu saja konteks masyarakat luas ini mencakup Sabang sampai dengan Merauke, yang kesemuanya memiliki 17.499 ribu pulau dan lautan luas yang letaknya di antara 6° Lintang Selatan dan 11° Lintang Utara merupakan segmen penyebaran ilmu pengetahuan yang telah diformulasikan menjadi ilmu pengetahuan terapan. Seperti keilmuan di bidang energi energi matahari semacam misalnya, tentu dapat disebarkan kepada seluruh lapisan masyarakat. Energi matahari ini merupakan modal yang besar dengan biasa sedikit untuk sampai pada pengembangan sumber energi, khususnya energy listrik surya. Kondisi geografis seperti Indonesia ini juga sangat layak dikembangkan keilmuan terapan untuk memanfaatkan pola angin yang berprospek untuk pengembangan Energi Listrik Angin (Bayu). Demikian pula potensi kelautan sangat perlu dijadikan modal guna menciptakan sumber energi listrik samudera. Ini tidak luput dari potensi yang dimiliki bangsa ini seperti sungai-sungai yang terbentang dari utara menuju selatan, dan barat menuju timur, dan sebaliknya. Sungai-sungai ini dapat dimanfaatkan sedemikian rupa untuk kepentingan kelistrikan dengan membuat pembangkit energy listrik.

Kesemua sumber energy listrik itu dapat digunakan untuk energy yang diperlukan masyarakat. Apalagi dengan rekayasa teknologi sekarang ini boleh diarahkan kepada menciptakan energi alternatif atau bahan bakar alternative yang terbarukan guna keperluan transportasi. Limpahan energi surya hampir sepanjang tahun serta kecukupan air memberikan jaminan terjadinya proses fotosintesa atau asimilasi untuk produksi biomassa yang dapat dijadikan sebagai modal dasar dalam pengembangan teknologi energy biomassa di Indonesia. Selain itu, Indonesia sebagai negara tropis memiliki daratan dan lautan yang cukup luas, dan potensial menghasilkan dan mengembangkan berbagai jenis tumbuhan hayati yang dapat dimanfaatkan dengan biaya yang murah untuk membuat sistim penghasil energy terbarukan.

Hal terserbut masih ditambah kekayaan Indonesia yang berlimpah ruah seperti sumber energy seperti batu bara, gas, minyak bumi, panas bumi dan bahan nuklir uranium dan thorium yang dapat dibuat suatu sistim pembangkit energy terbarukan Indonesia untuk keperluan industry bersekala nasional. Semua sumber sumber energy ini secara geografis dapat dikelola menjadi industry energy listrik dan sekaligus dikelola menjadi Sistim Eko-energi zat air yaitu model ekosistim yang intergrited yang menghasilkan tenaga listrik untuk menguraikan air menjadi bahan bakar gas hydrogen sebagai bahan bakar transportasi pada Stasiun stasiun Pengisian Gas Hidrogen (SPH) pengganti SPBU yang sekarang ini.

Dengan konsep ini, jika di suatu kawasan terpencil sekalipun, kalau ada aliran angin, air dan sinar matahari maka dapat memenyediakan bahan bakar untuk transportasi dengan berkelanjutan dan terjangkau sepanjang masa. Ada beberapa keunggulan dengan tinjauan ini, pertama, tentu saja minyak fosil atau BBM yang dimiliki tidak lagi dipandang sebagai sumber pembangkit listrik utama, melainkan dapat digantikan dengan sumber energi yang terbarukan, meskipun dilakukan secara bertahap. Keunggulan ke dua, sumber energi terbarukan lebih ramah lingkungan dan sangat bersahabat dengan lingkungan sekitar. Hampir diseluruh dunia, terutama Negara maju, memilih bahan bakar transportasi berbasis hydrogen yang sangat ramah dengan lingkungan, dan tidak bervolusi untuk jangka panjang.

Potensi alam Indonesia yang berlimpah ruah, menjadi satu hal yang sangat mendukung kesuksesan penanganan persoalan energi nasional. Konsepsi pertanian daratan yang tropis yang mengalami 2 musim menjadi keadaan yang strategi penghasil pangan dan obat obatan yang beragam yang dapat dikelola secara terpadu selain menghasilkan pangan dan obat obatan yang sudah teruji sejak dahulu terutama rempah rempah juga dapat menghasilkan energi.

Penyelesaian alternatif ini perlu program nasional yang mampu menetes ke bawah di mana masyarakat luas dapat ikut serta dalam pengelolaan sumberdaya alam Indonesia yang kaya raya ini. Tentu saja pencapaiannya ditegaskan pada sebuah ada peta jalan (roadmap) yang mengakomodir Technology Foresight (peramalan teknologi) untuk pencapaian keberhasilannya.



Klik untuk renungan:



Ulurkan Tanganmu

Siapa diantaramu

0 Comments:

blogger templates | Make Money Online